Sidoarjo- Operasi gabungan satgas Covid-19 pemkab Sidoarjo telah menjaring 2000 pelanggar Prokes selama kurun waktu penerapan PPKM Jilid 1 dan 2. Salah satunya resto yang berada di Jl. Teuku Umar kena denda 10 juta rupiah karena tidak menerapkan protokol kesehatan di tempat usahanya.
Setiap hari petugas gabungan Polisi-TNI-Pol PP dan Dishub melakukan operasi di titik-titik keramaian. Ribuan pelanggar Prokes tersebut hari ini, Kamis (28/1/2021) mengikuti sidang tipiring di lapangan tenis GOR Sidoarjo..
PJ Bupati Hudiyono bersama Kapolresta Sidoarjo dan Dandim 0816 sepakat akan melakukan tindakan tegas terhadap rumah makan yang mengabaikan aturan Prokes.
Rumah makan yang terkena denda 10 juta rupiah sebelumnya mendapat peringatan teguran karena di tempat usahanya tidak menerapkan prokes. Terjadi kerumunan pengunjung dan buka melebihi batas waktu jam malam.
Hudiyono menghimbau selama pelaksanaan PPKM Jilid 2 ini para pengusaha cafe, resto, rumah makan serta toko swalayan modern betul-betul mematuhi aturan yang ada. Pihaknya tidak ingin ada lagi rumah makan yang didenda karena tidak patuhi aturan PPKM dan abai prokes.
Tingginya angka pelanggar Prokes selain karena masifnya operasi gabungan juga kurangnya warga disiplin.
“Rata-rata mereka yang terjaring ini karena tidak memakai masker dengan benar, maskernya diturunkan. Tadi sudah saya tanya Mereka kenapa terjaring razia? jawabnya apes saja Pak karena pas ada razia maskernya diturunkan”, ujar Hudiyono.
Rumah makan yang kena denda itu karena tidak menerapkan prokes di tempat usahanya, pengunjung berkerumun dan sudah diingatkan oleh petugas tapi tidak dihiraukan, kata Kapolresta Kombes Pol Sumardji.
Sumardji tidak segan-segan menutup tempat usaha yang bandel tidak patuh aturan PPKM Jilid 2.
“Kita (Gugus Tugas) sudah sepakat jika ada rumah makan atau cafe yang bandel sudah ditegur tapi masih melanggar, maka akan kita tutup usahanya”, tegas Sumardji.
Perlu diketahui saat ini kondisi rumah sakit rujukan Covid ruang isolasinya sudah overload. Tingkat kematian pasien covid yang dirawat di rumah sakit rujukan naik 10 persen.
Masyarakat diminta tidak meremehkan protokol kesehatan. Karena bagi yang punya riwayat penyakit bawaan (komorbid) virus covid akan menambah kondisi kesehatannya lebih buruk lagi. Jangan hanya karena ada diantara warga yang merasa sehat kemudian meremehkan prokes maka yang dirugikan nanti adalah orang sekitarnya. (GUS)