SIDOARJO – Bupati Sidoarjo H.Saiful Ilah,SH.,M.Hum menerima kunjungan tim investor pengelolaan sampah di ruang transit pendopo Delta Wibawa, Senin (15/7) pagi.
Tim investor yang bernama Langenburg Technologies (LT) datang untuk mempresentasikan pengelolaan sampah yang menggunakan sistem teknologi. Yaitu memakai Plasma Gasifikasi Enchanced.
Teknikal Langenburg Technologies (LT) Hendri Suwarno mengatakan, teknik pengolahan sampah menggunakan Plasma Gasifikasi Enchanced tersebut sebagai inti proses. Melalui teknik tersebut pengelolaan sampah bahkan dapat mencapi 1000 ton/harinya. Hal ini dapat menjadi salah satu solusi pengolaan sampah di kabupaten Sidoarjo.
“Jadi bisa memproses sampah hingga 1000 ton,” katanya.
Dengan Sistematis yang ramah lingkungan dalam pengolaan sampah tersebut, nanti tinggal ditambahkan air. Baik air laut maupun air sungai. Bahkan melalui teknik itu, pengelolaan sampah dapat lebih bermanfaat. Sebab dapat menghasilkan energi listrik, air suling hingga bahan bakar baru yang bersih serta aman.
Tak hanya itu, teknik tersebut juga dapat menghasilkan garam murni. Apabila pengolahannya menggunakan air laut. Di sisi lain, dalam pengolahannya nantinya hanya akan mengeluarkan oksigen. Sehingga udara yang dikeluarkan dipastikan tidak mencemari lingkungan. “Bahkan aman untuk lingkungan,” terangnya.
Sementara dalam hal investasi, pihak LT akan menanggung seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan mesin pengelolaan sampah hingga menyala dengan normal. Sementara pemkab tinggal hanya menyiapkan lahan serta perlengkapannya, serta regulasi tersebut. Termasuk juga menyiapkan bank garansi pembayaran tagihan yang timbul.
Sementara itu, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mengatakan, hal tersebut dapat menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di Sidoarjo. Sebab sampah di Sidoarjo memang terus meninggi tiap harinya, Terkait dengan lahan dan regulasi, pihaknya akan menyiapkan keperluan pengelolaan sampah tersebut.
“Kita akan siapkan lahannya sesuai kebutuhan,” ujarnya Abah Ipul.
Abah Ipul menilai, penggunaan teknologi itu cukup positif. Sebab, selain waktu pembangunan dinilai relatif cukup singkat, sekitar 6 bulan, kebutuhan lahan juga tidak terlalu besar. Sekitar 1000 hingga 10,000 meter persegi untuk 10 hingga 100 megawatt (MW). Selain itu, ada tiga hal yang menjadi perhatiannya.
Yaitu dapat menghasilkan listrik dan menghasilkan air murni dengan kapasitas besar hingga tak mengeluarkan polusi dan polutan dalam bentuk apapun, sehingga ramah lingkungan.
Dalam pertemuan itu, Abah Ipul bahkan mengajak langsung tim investor dari LT tersebut untuk melihat kondisi TPA di Jabon.
“Kalau lihat langsung nanti bisa di ketahui, berapa lahan yang dibutuhkan,” tutupnya. (GUS)