Ket : Dikutip dari media sorotmata.com
# Meski sudah dilakukan pemasangan (U-ditch/U-gutter) guna memperlancar genangan air namun masih tetap banjir
Sidoarjo- Progres Jatim.com Proyek pembangunan saluran guna memperlancar pembuangan air namun pemanfaatan tidak maksimal pasalnya saat terjadi hujan beberapa waktu yang lalu fungsi draenase tidak maksimal alias masih banjir, proyek tersebut bagian dari rehabilitasi ruang kelas SMP 2 Tanggulangi Dinas Pendidikan dan kebudayaan kabupaten Sidoarjo, senilai pagu sebesar. Rp 1.754.105.000,00, bersumber APBD tahun 2024
Kabid Sarpras Indar Hidayanti MT, Diknas Kabupaten Sidoarjo
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Kepala Dinas Dr. Tirto Adi, M.Pd, melalui Kabid Sarans prasarana, Indar Hidayanti MT, Jumat (3/1/2024), saat dikonfirmasi kepada progresjatim.com diruangan kerjanya mengatakan, di SMP Negeri 2 tanggulangin ini jalannya sering banjir, jadi dari dinas menganalisa permasalahan ini karna ada genangan langganan tiap tahunnya banjir,” jelasnya
“Perhitungan teknisnya dengan dibantu konsultan perencana terkait DID nya seperti apa dan dari dinas Pendidikan itu kebijakannya adalah disamping peninggian kelas karena menghindari genangan air supaya dikelas tidak banjir biar nyaman proses pembelajaran,” uncap Indar.
Kata indar, kami ingin memberikan solusi untuk banjirnya. Kami buat GWT water tank kemudian dipompa keluar supaya air yang di dalam bisa keluar. Kami berkordinasi dengan dinas PUPR Sidoarjo supaya aliran yang memang harusnya buangan dari rumah termasuk dari sekolah memang alirannya ke situ.
“Jadi kami kordinasi dengan dinas PUPR supaya aliran air ini tetap mengalir. Jadi air yang kami buang ke sini tetap ter alirkan. Kalau dari lingkungan sekolah dari dinas Pendidikan,” ucapnya. Begitu keluar dari wilayah sekolah sudah beda kewenangan.
“Kewenangannya dari dinas PUPR, jadi kami dibantu dinas PU untuk mengalirkan air yang merendam sekolahan. Dan dari dinas PU sudah membangun KISDAM. Jadi kalau kisdam ini efektif akan dibuat permanen. Jadi genangan yang memang disini lebih rendah, jadi drainase yang dijalan dialirkan,” pugkasnya.
Di kutip dari media sorotmata.com, bermula dari pantauan di lokasi LSM WAR (Wadah Aspirasi Rakyat) yang dipimpin langsung oleh Ir. Haryanto B. SH., M.Si. (Direktur Konstruksi), ditemukan bahwa kegiatan rehabilitasi ini dinilai dan diduga gagal konstruksi.” Pasalnya, setelah pekerjaan yang direncanakan untuk menanggulangi dan meniadakan genangan di lingkungan SMPN 2 Tanggulangin ini selesai, genangan air di sekolah ini makin bertambah parah.
Menurut analisa teknis dari Ir. Haryanto B. SH., M.Si. yang disampaikan kepada awak media pada Kamis (26/12/24), ada beberapa diduga kejanggalan baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan baik dari konsultan maupun pengawasan Dinas. Dugaan kejanggalan tersebut dirangkum dalam beberapa item berikut ini:
Pemasangan saluran air (U-ditch/U-gutter) dipasang lebih tinggi dari permukaan tanah halaman SMPN 2 Tanggulangin, yang jelas menyebabkan genangan makin parah. “Pemasangan U-ditch di bagian belakang berhenti di setengah bidang tanah SMPN 2 Tanggulangin dan berakibat air dari curah hujan tidak terkanalisasi untuk menuju titik sedot dari pompa yang disediakan,” cetusnya.
“Kesalahan perencanaan yang memakan biaya Rp 134.971.856,00 yang dimenangkan PT Skala Pilar Lima yang beralamat di Desa Karangasri RT 005 RW 005 Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, dengan harga penawaran Rp 129.536.500,50. Perencana diduga tidak survei ke lokasi atau tidak mempunyai keahlian dasar dalam merencanakan kegiatan yang berkaitan dengan aliran air.
Lanjut Har, pelaksana dan konsultan pengawas turut berperan penting dalam terjadinya kegagalan konstruksi yang terjadi. “Konsultan pengawas wajib memonitor perkembangan pengerjaan konstruksi secara kualitas dan kuantitas demi mencapai target yang maksimal, dan dalam hal ini konsultan pengawas lalai dalam menjalankan tugas dan kewajibannya untuk menerapkan teknik konstruksi yang tepat guna.
“Penyedia (kontraktor) tidak memberikan saran teknis yang tepat untuk mencapai tujuan atas kegiatan rehab dan cenderung mencari keuntungan di luar batas kewajaran dengan cara-cara yang melawan hukum,” jelasnya.
Tujuan utama diadakannya paket kegiatan rehabilitasi ini adalah untuk menyediakan ruang belajar yang layak dan lingkungan belajar yang sehat dan bebas banjir. Pasalnya, rehab (ringan) 3 ruang kelas ini memakan biaya dari uang rakyat lebih dari Rp 1,5 miliar dengan beberapa item pekerjaan, antara lain: rehab ringan 3 ruang kelas dengan luas per kelas 7m1 × 8m1, memasang U-ditch/U-gutter guna meniadakan genangan air di lingkungan SMPN 2 Tanggulangin, memasang 2 pompa air, dan memasang daya listrik untuk pengoperasian pompa air.
Atas terjadinya dugaan kegagalan konstruksi ini, negara telah mengeluarkan uang rakyat sebesar Rp 1,5 miliar, tetapi manfaatnya tidak dapat diterima oleh SMPN 2 Tanggulangin karena setelah kegiatan selesai dan diserahterimakan, SMPN 2 Tanggulangin tetap banjir dan makin parah karena genangan tidak kunjung habis setelah 3 hari dilakukan pengeringan (dipompa),” pungkasnya.
Untuk diketahui, sumber LPSE, proyek rehabilitasi ruang kelas SMP 2 Negeri Tanggulangi nila pagu anggaran Rp 1.754.105.000,00 dan HPS (Harga Perkiraan Sendiri) Rp 1.754.180.024,00, dimenangkan oleh CV Cipta Buana, Jalan Raya Kludan RT 02 RW 02 Tanggulangin, Sidoarjo, dengan harga penawaran Rp.1.541.113.205.00.( team )