2018 Tiga Agenda perpustakaan Nasional Dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo

by -1094 Views

 SIDOARJO – Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo, kembali menggelar kegiatan berskala nasional, yakni Pameran Buku Nasional dalam rangka Gelar Membaca Tahun 2018 yang dilaksanakan di lapangan Tennes In door GOR Delta Sidoarjo hari ini (21/7).

            Turut  Hadir dalam kegiatan Gelar Baca Tahun 2018, Kepala Perpustakaan Nasional M. Syarif Bando, Anggota Komisi X DPR RI Dapil Jawa Timur Arzeti Bilbina, dan Kepala Perpustakaan Provinsi Jawa Timur, yang di sambut oleh Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Syaifuddin, SH.

            Selain itu Para Pimpinan FORKOPIMDA, anggota KOMISI D DPRD Kabupaten Sidoarjo, Pimpinan Bank Jatim Cabang Sidoarjo dan para pejabat dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, juga hadir dalam kegiatan tersebut.

            Sebelum acara pembukaan pameran buku nasional Wakil Bupati Sidoarjo bersama tamu undangan dan para pejabat di Kabupaten Sidoarjo melaksanakan gelar baca di parkir Timur GOR Delta Sidoarjo, yang diikuti oleh 15.000 siswa dan Bunda PAUD membacakan tentang cerita Candi Pari dan Candi Sumur. Turut membacakan juga pencipta buku candi Pari dan Candi Sumur Mohammad Samsul Hidayat, yang juga merupakan pengawas Sekolah di Kabupaten Sidoarjo yang gemar menulis.

            Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo Ir. Endang Soesianti melaporkan bahwa kegiatan pameran buku nasional ini melibatkan seluruh unsur masyarakat dari perpustakaan Kabupaten / Kota se- Jawa Timur, Perpustakaan Desa / Kelurahan, perpustakaan SD, SMP, SMA/ SMK, Perpustakaan Perguruan Tinggi, perpustakaan Penggiat  atau Komunitas dan para penerbit buku yang ada di seluruh Indonesia, para bunda PAUD dan siswanya dan siswa SD, SMP, dan SMA serta Mahasiswa.

            Produk pameran buku ini akan ada diskon besar – besaran dari 50 penerbit yang ada di Indonesia yang akan mengikuti pameran buku ini selama tujuh hari (21-27 Juli 2018).

            Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan indeks baca masyarakat Sidoarjo. Dimana indeks baca masyarakat sidoarjo saat ini 69, terpaut sedikit dengan Provinsi Jawa Timur yakni 70. Selain itu untuk meningkatkan fungsi – fungsi perpustakaan desa.

            Kami menginginkan kegiatan ini bisa dilaksanakan setiap tahun untuk itu kami mohon dukungan bapak Wakil Bupati dan DPR, untuk membesarkan perpustakaan ini,” pinta Endang.

            Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Syaifuddin, SH merasa bangga dengan kegiatan berskala nasional ini. Mengingat negara yang maju adalah negara yang memprioritaskan pendidikan.

            Untuk itu, saya sangat berterima kasih kepada Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo atas inovasi dan kreatifitasnya untuk meningkatkan indeks baca masyarakat Sidoarjo,” ucap Cak Nur (sapaan akrab Wakil Bupati Sidoarjo).

            Sementara itu, Kepala Perpustakaan Arsip Nasional, M. Syarif Bando, memberikan apresiasi yang tinggi atas perkembangan dan inovasi yang membanggakan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo. Dalam kurun tahun 2018 ada tiga agenda perpustakaan nasional yang dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo, dari tiga kegiatan tersebut juga yang dihadiri oleh anggota Komisi X DPR RI Arzeti Bilbina yang sangat memperjuangkan pendidikan di Indonesia ini.

            Kegiatan ini merupakan mandat dari Undang – undang Dasar 1945, dimana mustahil kita akan sejahtera tanpa dimulai dengan cerdas, rasanya kita juga tidak bisa ikut perdamaian dunia kalau kita tidak memiliki pengetahuan yang setara dengan bangsa – bangsa lain.

            Oleh karena itu, penting bagi kita hari ini untuk mengapresiasi apa yang dilakukan oleh pemkab sidoarjo, melalui dinas Perpustakaan dan Arsip untuk membangun semangat membaca dimulai dari anak- anak.

            Dan yang menjadi tugas perpustakaan saat ini yakni, ratio antara jumlah buku dari para penerbit dengan jumlah penduduk masih sangat jauh. Di daerah perkotaan 1 buku ditunggu rata – rata 10.000 orang, di daerah pedalaman 1buku rata – rata di tunggu 15.000 orang.

            Artinya kita tidak bisa menerima klausul budaya bangsa Indonesia rendah, karena sampai detik ini belum ada negara yang bisa menyamai bangsa Indonesia tentang kepemilikan aksara. Dimana Indonesia memiliki 50.000 aksara.

            Hal ini mencerminkan bahwa kita lahir dari leluhur yang minat bacanya kuat, budaya ini tidak boleh luntur, kita harus bangkit dan menumbuhkan kembali budaya nenek moyang kita, “ jelas Syarif.

            Diakhir acara dilaksanakan penandatanganan prasasti oleh Wakil Bupati Sidoarjo, Kepala Perpustakaan Nasional, Kepala Perpustakaan Provinsi Jawa Timur, Kepala Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo. (Gus)

No More Posts Available.

No more pages to load.